PHOTO REPRO


Photographi
Reproduksi


A. Pendahuluan
Proses photographi reproduksi sudah dikembangkan dalam jangka waktu yang lama bahkan, sejak tahun 1410 telah ditemukan adanya teknik-teknik pencetakan buku serta penemuan-penemuan tentang photograhi. Pada saat itu semua seni teknik cetak dilakukan dengan tangan atau secara konvensional. Hanya photographi yang memungkinkan untuk mereproduksi gambar. Saat ini hampir semua proses bentuk ilustrasi yang terdapat pada cetakan dihasilkan dari tahapan proses photographi reproduksi baik secara konvensional ataupun dengan cara digital. Karena hasil dari proses photographi itu secara utuh dipergunakan sebagai citra pengalihan gambar ke atas acuan cetak (printing form), maka hasilnya harus disesuaikan dengan teknik cetak yang digunakan dalam rangka memperbanyak gambar pada media cetak. Hal ini berarti bahwa juru photographi harus memiliki keterampilan yang cukup baik, dan memahami semua teknik cetak yang ada agar dapat melaksanakan proses reproduksi dengan baik.

Teknik cetak

Teknik cetak secara umum digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu :
  1. Teknik cetak tinggi/letter press
Dalam proses pencetakannya bagian yang memindahkan lapisan tinta cetak posisi citra gambarnya terletak pada posisi yang lebih tinggi dari bagian yang tidak mengalihkan tinta. Film hasil reproduksi harus disesuaikan untuk kebutuhan cetak tinggi agar dapat diperoleh acuan cetak yang ideal.

  1. Cetak datar/offset lithography
Proses pencetakan yang menggunakan prinsip saling tolak menolak antara air dan lemak, dalam hal ini adalah tinta cetak. Antara bidang citra gambar dan bidang bukan citra gambar terletak pada posisi yang sama tinggi/datar. Dengan adanya prinsip itu, dan berbagai variasi bentuk cetakan saat ini maka proses photographi reproduksi sangat berperan penting dalam membentuk gambar pada pelat cetak.

3. Cetak dalam/rotogravure/intaglio
Proses pengalihan tinta cetak sebagai sarana pembentukan citra gambar ke atas media cetak dengan posisi citra gambar pada acuan cetak letaknya lebih rendah/dalam dibandingkan dengan bagian yang bukan citra gambar, sehingga tinta cetaknya berada di dalam sel-sel/sumur-sumur.

4. Cetak sablon/ screen printing.
 
Proses pencetakan yang menggunakan sarana penyaring tinta dengan pemberian tekana pada karet rakel agar tinta beralih ke media cetak

Setiap jenis teknik cetak yang ada memerlukan film negatif ataupun positif dari hasil proses photographi reproduksi untuk perencanaan acuan cetaknya. Mencetak gambar nada lengkap atau gambar dengan pola titik-titik untuk setiap teknik cetak ada sedikit perbedaannya, tetapi untuk pencetakan model garis (teks, garis) pada dasarnya sama saja untuk semua teknik cetak yang ada.


Sejarah photographi reproduksi
Pada tahun 1839 seorang berkebangsaan Perancis, Daguerre berhasil membuat photo yang pertama. Setelah itu Orell Mussli dari Swiss menemukan bahan yang peka terhadap cahaya yang terbuat dari aspal yang dapat larut dalam larutan chloroform. Proses photographi pada waktu itu, yaitu dengan membuat gambar di atas batu dengan proses pemotretan yang sering diistilahkan dengan photolithographi. Batu yang dihaluskan permukaannya dilapisi dengan obat yang dibuat dari choloroform dan aspaltum. Setelah kering dilakukan penyinaran menggunakan film negatif halftone ( gambar pada film dengan nuansa pola titik-titik), ataupun continuoustone ( gambar dengan nada yang sama/datar), lalu disinari dan kemudian dikembangkan atau dideveloper menggunakan bahan campuran yang terdiri dari terpentin, bensol, dan chloroform.

Tahun 1882 seorang Jerman Meisenbach merekakan photographi dengan menggunakan raster (pola titik-titik). Dengan demikian hal ini untuk pertama kalinya gambar yang tercetak pada bahan cetak membentuk gambar haftone. Bersamaan dengan itu dikenal juga penggunaan bahan putih telur atau albumen dan gelatine yang berfungsi sebagai bahan peka cahaya setelah dicampur dengan ammonium bichromat.

Pengertian photographi
Sebelum memahami lebih jauh tentang proses photographi reproduksi secara lebih mendalam lagi, haruslah kita pahami apa arti photographi reproduksi itu. Photographin adalah teknik membuat gambar yang tetap dengan bantuan cahaya atau dengan kata lain menggambar dengan cahaya. Lingkup photographi reproduksi dibatasi oleh : cahaya pada lapisan bahan peka yang terdapat pada permukaan film.
Lapisan ini biasanya terdiri dari unsur gelatin yang didalamnya terdapat unsur perak yang sangat halus, seperti perak bromide, perak chlorida ataupun perak yodida. Lapisan peka cahaya diletakkan pada lapisan dari kaca, kertas, ataupun poliester. Bila cahaya yang digunakan sebagai pembentuk gambar jatuh di atas permukaan bahan peka, maka persenyawaan yang ada di dalamnya akan terurai, sehingga akan terjadi bayangan gambar (latent image) yang tersusun dari endapan perak yang sangat halus.

Tahun 1882 seorang Jerman Meisenbach merekakan photographi dengan menggunakan raster (pola titik-titik). Dengan demikian hal ini untuk pertama kalinya gambar yang tercetak pada bahan cetak membentuk gambar haftone. Bersamaan dengan itu dikenal juga penggunaan bahan putih telur atau albumen dan gelatine yang berfungsi sebagai bahan peka cahaya setelah dicampur dengan ammonium bichromat.

BERSAMBUNG....

tolong comment yaa...


  sumber : Bapak Matheus Nalih